
”Minimnya badai tropis pada periode di selatan ekuator tahun ini menjadi salah satu variabilitas,” kata Kepala Pusat Subbidang Siklon Tropis pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab, Senin (23/4), di Jakarta.
Fachri mengatakan, sejak beberapa hari terakhir sedang berlangsung embrio badai tropis di perairan selatan Nusa Tenggara Timur berupa pusat tekanan rendah. Namun, intensitas pusaran anginnya kemarin melemah dan diperkirakan tidak akan membentuk badai tropis.
Pusat tekanan rendah itu pun mengubah sebagian arah angin pada musim peralihan, yang semula dari arah timur berubah arah barat. Dampaknya mendatangkan awan hujan di berbagai wilayah di Jawa dan Sumatera.
BMKG menyatakan, peringatan dini hujan lebat hari ini berpotensi terjadi di wilayah Aceh bagian barat dan selatan, Sumatera Utara bagian barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan bagian barat, Nusa Tenggara Timur bagian timur, Kalimantan Barat bagian barat dan selatan, serta Kalimantan Tengah bagian utara.
Beberapa wilayah berpotensi hujan lebat disertai angin kencang atau puting beliung. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Jakarta dan sekitarnya, Kalimantan Timur bagian utara dan selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan bagian utara, Sulawesi Tenggara bagian utara, Maluku Utara, Maluku Tenggara, Papua bagian tengah dan barat, serta Papua Barat bagian utara.
Prediksi hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua dipengaruhi terbentuknya pumpunan angin dari Halmahera menuju Makassar.
Banyak hujan
Menurut Kepala Pusat Kualitas Udara dan Perubahan Iklim BMKG Edvin Aldrian, meskipun jumlah kejadian badai tropis di selatan Indonesia jauh lebih kecil daripada pola normal, pada periode musim hujan kali ini tetap terjadi banyak hujan.
”Badai tropis memang jauh lebih sedikit daripada pola normalnya, tetapi pada tingkat depresi tropis banyak terjadi. Meskipun tidak meningkat menjadi badai, depresi tropis itu sudah mendatangkan banyak hujan,” kata Edvin.
Banyaknya kejadian depresi tropis atau pusat tekanan rendah, menurut Edvin, memungkinkan kejadian badai tropis pada periode kali ini menurun
sumber
0 komentar:
Posting Komentar