Sekelompok turis diberi waktu tiga puluh menit untuk menyaksikan matahari terbit di puncak gunung. Begitu fajar tiba, semua sibuk berfoto. Akibatnya, mereka tidak sempat berdiam diri untuk menyaksikan indahnya momen itu; saat sinar matahari perlahan-lahan menerangi gunung dan lembah; saat langit berubah menjadi jingga; betapa agungnya burung-burung elang terbang di kejauhan dengan pekikan suara membelah kesunyian pagi; menikmati hangatnya matahari
pagi menerpa wajah.
Para turis pulang dengan hanya membawa koleksi foto, tetapi kehilangan momen terindah! Mereka pernah ke sana, tetapi tak pernah sungguh hadir di sana.
Hal serupa terjadi atas Marta. Ketika Yesus mendatangi rumahnya, ia sibuk memasak. Marta ingin menjadi tuan rumah yang baik. Namun, kesibukan itu membuatnya kehilangan momen untuk bersama-sama dengan Yesus. Padahal Yesus sedang menuju Yerusalem untuk disalibkan.
Waktu-Nya tinggal sedikit. Kehadiran-Nya di Betania adalah momen langka bagi Marta untuk bertemu Yesus. Sayangnya, waktu itu malah ia pakai untuk memasak. “Hanya satu saja yang perlu,” kata Yesus. Dia tidak perlu makanan lezat. Dia mengharapkan kehadiran Marta. Sebuah
persekutuan seperti yang dilakukan oleh Maria.
Tuhan kerap memberi momen yang indah kepada kita.
Momen untuk beribadah di gereja.
Momen untuk bercengkerama bersama keluarga.
Momen untuk menunjukkan rasa cinta pada hari ulang tahun kekasih kita.
Momen untuk menyaksikan keindahan alam ciptaan Tuhan.
Pastikan Anda benar-benar hadir dan menikmati tiap momen.
Jangan sampai kesibukan Anda merusak momen itu –JTI
sumber
0 komentar:
Posting Komentar