• Post 1
  • Post 2
  • Post 3

Pages

Ibu

Ketika Tuhan menciptakan ibu, DIA lembur pada hari ke-enam.
Malaikat datang dan bertanya,” Mengapa begitu lama, Tuhan?”
Tuhan menjawab: “Sudahkan engkau lihat semua detail yang saya buat untuk menciptakan mereka?”
“Ibu ini harus waterproof (tahan air/cuci) tapi bukan dari plastik.
Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai.
Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya.
Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukan hati anaknya.
Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan
Enam pasang tangan!!”
Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya “Enam pasang tangan….?”
“Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan, melainkan tangan yang melayani sana sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik….” balas Tuhan.
“Juga tiga pasang mata?” Malaikat semakin heran ketika melihat contoh Ibu tersebut.
Tuhan mengangguk-angguk. “Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya:
‘Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?’, padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya.”
“Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. Artinya…, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat.”
“Dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara! Mata itu harus berkata: ‘Saya mengerti dan saya sayang padamu’. Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun.”
“Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.
Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging.
Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi.”
Akhirnya Malaikat membalik-balikkan contoh Ibu dengan perlahan.
“Terlalu lunak”, katanya memberi komentar.
“Tapi kuat” kata Tuhan bersemangat.
“Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung, pikul dan derita.”
Akhirnya Malaikat menyentuh sesuatu di pipi, “Eh, ada kebocoran di sini”
“Itu bukan kebocoran”, kata Tuhan.
“Itu adalah air mata…. air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, airmata…., air mata….”
“Dia bisa berpikir?”, tanya malaikat.
Tuhan menjawab: “Tidak hanya berpikir, dia mampu bernegosiasi.”
“Luar biasa, ENGKAU jenius TUHAN” kata malaikat.
“ENGKAU memikirkan segala sesuatunya, ibu – ciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan!”
“Hanya ada satu hal yang kurang dari ibu ini: Dia lupa betapa berharganya dia…”

sumber

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Yohanes Danni Prihartanto is proudly powered by Blogger.com | Blogger Templates Design by Free Blogger Templates
Support by Unique Pictures and Funny Photos | The Second Daily News | Mobile Phone News | Daily Digital Technology